Urusan ganti
profil
ban belakang, KLX 150 memang lebih susah. Sebab, profil ban belakang
KLX 150 terbentur dnegan masalah kontruksi lengan ayun yang dibuat
presisi
alias
kikir speling. Mau ganti velg ring 17” aja piker-pikir. Bukan soal bujet
!. Kalau ban bocor, kira-kira ban luar benturan nggak dengan jembatan
lengan ayun. Bahaya juga, tak usah bagi-bagi mikirnya mending
konsentrasi lihat medan di depan.
Kini giliran Daniel Tangka dari padepokannya di kawasan Ki Ageng
Gribig, Malang yang bagi-bagi ilmu. Pada roda belakang KLX-150 kroser
senior itu memakai karet hitam ex KLX 250 merk Dunlop D 605 G profil
100/100-18” yang dikombinasi dengan velg Excel 250-18”.
Modif
fashion dengan tampilan kaki-kaki yang dilakukan Daniel memang
beralasan. Sebab, makin besar nya roda belakang, lontaran speed lebih
lincah saat dipakai
adventure,
terutama tanjakan atau saat terjerembab. Di sini juga ada efek
mengefesiensikan transfer tenaga mesin ke roda, power mesin jadi mudah
dikail lebih liar.
Kenapa harus memakai ring 18” dengan kondisi
lengan ayun standar KLX-150 ? Balik ke ukuran inchi, selisih 2 inch
kalau dikonversikan ke cm sama dengan 5 cm. Jadi yang dibutuhkan speling
mundur as roda KLX-150 terhitung 6 cm. “Itu sama halnya dengan posisi
as roda ditarik mentok ke belakang serta tambahan coakan ke belakang 2
cm,” tunjuk Daniel.
Tapi kondisi as roda seperti itu tak enak
dilihat, sebab kata orang Jawa terlalu mucuk. Menyiasatinya, saya
tambahkan plat berpenampang sama dengan profil lengan ayun, kemudian
dilas dan dirapikan dengan gerinda. Tambahan panjang plat ke belakang 3
cm. “Dan modif yang saya lakukan ini termasuk
safety, sebab sudah diuji coba adventure di bukit Panderman, Batu,” yakin Daniel. pid
LEBIH GESIT DENGAN GAS SPONTAN Nggak
pantas kalau KLX-150 masih dibiarkan dengan holder gas bawaan pabrik.
Nggak matching. Sebab kurang gesit, jadinya minus roh special
engine (SE). Sundulan dari power yang beringas jadi tak terasa ? “Buat pemula yang baru
geber
KLX-150, bisa mengganti holder gas dengan jenis gas kontan yang ramai
diecer di speedshop,” terang Wahid mekaniknya rumah modif Aneka Jaya
Motor di Rungkut Kidul Industri 10, Surabaya.
Tapi, khusus pemasangan gas kontan KLX-150 ada trik khusus yang perlu dilakukan. Mengingat perbedaan ujung seling
kabel
gas, hal ini terkait dengan perbedaan jenis karbu. KLX-150 memakai
karbu jenis vakum dan membutuhkan naple di ujung nya, sedang yang biasa
ditarik ulur dengan gas kontan jenis karbu konvensional. Bagaimana sih
trik nya ? ikuti saja langkah-langkah Wahid berikut ini ;
Sediakan
naple bekas stelan jeruji untuk pengait ke tuas accelerator karbu
KLX-150. Naple tadi gerinda sesuai dengan lubang dudukan pada tuas
accelerator. Kemudian tambahkan lubang pada arah vertikal sesuai dengan
ukuran seling kabel gas.
Perhatikan juga panjang bebas seling
dengan kabel pembungkusnya. Sebab, pada konstruksi karbu vakum, panjang
bebas seling lebih molor dan dibutuhkan untuk stelan speling bebas
handsgrip. Trik nya kelupas kabel pembungkus seling gas 2,5 cm. Awas,
agar seling tak cacat pakai bantuan gerinda pada satu sisi untuk
mendapat hasil yang lebih baik.
Setelah didapat panjang bebas
seling kabel gas sesuai dengan orsi KLX-150, kini buatkan stelan speling
gas. Bahannya bisa memakai bekas stelan speling gas motor bebek. Tapi
tak langsung bisa dipakai, mesti dipotong dulu bagian yang dilengkapi
drat serta bidang lurus. Bagian yang terpasang di atas, besarkan
lubangnya lebih dulu. Agar dudukan kabel gas lebih presisi dan tak
mempengaruhi stelan speling bebas handgrip. | pid
MENCARI SUDUT MASTER REM BELAKANG PALING RESPONSIFMaster
rem selalu menjadi incaran kala ciet belakang berganti model cakram.
Dudukannya selalu diseting proposional untuk mempernyaman pijakan pada
pedal rem. Tapi, master rem sampai saat ini masih dikangkangi produk
Nissin. Itu pun yang beredar di pasaran jenisnya banyak, mulai ori, KW1,
KW2, KW… dst. Tapi kini mulai populer, kalau urusan master Nissin
modifmania selalu membeli ex milik mopang yang bercakram belakang.
Seperti punya CS-1, Shogun 125 SP, New Tiger dan Tiara 120.
Balik
ke masalah pengaturan sudut master, kalau merunut kontruksi pemasangan
masing-masing master pada motor yang memakai nya, Rata-rata banyak yang
mengaplikasi posisi tegak dengan toleransi kemiringan di kanan kirinya
50 derajat.
“Bila dibedah lebih lanjut, posisi sudut sudut
master seperti itu lebih stabil dan aman untuk pengereman,” terang Ayung
dari rumah modif Rayya Perkasa Motor, di Jl. Kalibutuh 131, Surabaya.
Ia menambahkan, sebab stok minyak rem pada tabung master rem sifatnya
lebih stand by dan tak mengalir menempati kekosongan ruang pada slang.
“Dan sebagai sumber daya hidrolis pengoperasi caliper, tak boleh sampai
mengalami kekosongan minyak rem,” ingatnya.
Dan jangan heran,
posisi master rem belakang yang lebih rebah, respon nya tak setiap saat
dan mesti butuh memompa nya lebih dulu 2 sampai 3 kali saat diperlukan.
“Memang sih hal itu tak dirasakan secara langsung oleh konsumen,
mengingat tradisi pengereman kita selalu dilakukan berulang-ulang
menginjak pedal saat menghentikan laju motor,” yakin pria yang mendapat
gelar S2 di Ausie itu