Selasa, 14 Januari 2014

Modifikasi Kawasaki KLX 150, Jawara Enduro Lokal



ManiakMotor – Kaki-kaki dibikin empuk dengan special engine pada modifikasi Kawasaki KLX 150  keluaran 2010 ini. Maklum, buat enduro atau ketahanan di garuk tanah. Juara sih sudah banyak terbukti, terutama di serial GT Radial Savero Komodo MT Enduro Race tahun 2012. Langganan turun di Local Hobbies dan Lokal Open.  “Hal biasa, modifikasi garuk tanah pada motor lokal selalu beurusan dengan kaki-kaki,” ungkap Iwan Klet yang merangkap joki dan mekanik. Cakar, ya cakar tanah maksudnya jack...
SOKBREKER CR85
Sokbreker depan misalnya, pakai copotan special engine Honda CR85, tapi tak disebut tahun kapan. Sebab, 2006 ke atas di SE85 Indonesia, lebih ramai pakai CRF150 yang 4-tak. Yang  jelas, fork dipakai Iwan model salto alias up-side down. Tipe yang lajim digunakan di SE yang menggaruk tanah melulu. Keunggulannya selain canggih redamannya dan travelnya panjang. Hasilnya, daya tahan jokinya meningkat. Ia tak perlu minum suplemen brlebihan. Buktinya,  doski kuat berjam-jam menunggang motor ala enduro sehat-sehat saja tuh, paling ngos-ngosan sikit
Bandingkan bila tetap pakai sokbreker standar, pasti berguncang-guncang dan geli-geli yang digelitikin trek keriting. Mau minum obat kuat model apa saja, joki pasti kelelahan. “Pemasangan fork CR85 pada KLX, ya lajimnya modifikasi limbah. As komstir CR85 yang menyesuaikan pada KLX, karena sudah satu paket dengan segitiganya. Itu saja modifnya,” kata Iwan yang tinggal di Limo dan masih tetangganya Cinere di Depok, Jawa Barat.
Sama dengan monosok belakang, juga copotan dari SE yang sama dengan depan. Suspensi belakang tinggal pasang pada wing arm KLX150. Standar sokbreker belakang KLX kan telah monosok, jadi lebih mudah penerapannya. Mudah buat mekanik, tidak semudah bagi yang awam. Walau sama-sama monosok, pasti ada yang disesuaiken.
Suspensi depan belakang ini diakui bisa bekerjasama dengan kelenturan sasis KLX150. Sasis kotak yang agak ‘ceking’ itu, lebih ringan kerjanya  walau terpaksa harus ‘terbang’. Karena suspensi telah meredam kejut lebih dulu sebelum menyerang sasis. Maksudnya, kerja keras sudah diserahkan pada suspensi yang memang dijual untuk bekerja keras. Ketahuan dari harga sokbrekernya, bisa-bisa mahalan sokbreker ketimbang KLX, walau pun bekas.
Padahal bagian sasis tidak ada yang diperkuat dan masih sesuai bentuk aslinya.  “Sasis aslinya sudah cukup bagus, tidak perlu ditambah penguat. Rasio bobot dengan cukup seimbang untuk enduro. Saya pernah coba KLX250, tenaga memang lebih besar, tapi bobotnya jauh lebih berat, stamina saya lebih cepat terkuras,” alasan Iwan yang motornya di foto saat dia menang di GT Radial Enduro di Serang, Oktober 2012. Saat itu walau bannya kempes, dia tertolong suspensi SE. Lihat fotonya, bannya kempes kan...
KOPLING LEMAH
Kelemahan KLX 150 yang cepat drop pada peranti kopling juga dapat diatasi.  Kopolingnya yang segera selip bila dipacu terus menerus itu, diganti dengan mbahnya Kawasaki. Yakni mengganti satu setikopling milik  Kawasaki Binter AR. Sedang per koplingnya pakai punya Honda Tiger. Komposisi ini ebih awat, bahkan dipakai  dua race berturut-turut peforma kopling masih oke.
Menurut Iwan untuk enduro, tidak perlu kencang-kencangan mesin yang penting motornya bisa ‘kebawa’. Makanya mesin KLX150 ini hanya menyesuaikan dengan tenaga penunggangnya. Misal megganti CDI dengan racing non limiter, agar rpm-nya bisa tinggi.  Ini dikawinkan dengan  karburator Kawasaki Ninja 150 model skep yang lebih respon ketimbang vakum aslinya KLX150.
Ya, sudah masak minum melulu yang diperlancar, kentutnya juga harus mengalir, pup... pup.. pup. Maksudnya kenalpot harus free flow.  Kenalpotnya saya buat sendiri bersama muffler-nya pada tukang las. Tinggal leher kenalpotnya yang dipertahankan,” pungkas Iwan yang juga sering ikut grasstrack di kelas OMR KLX150 tersebut.
Jempol deh buat Mas Iwan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar